Salah satu peninggalan bersejarah di Malang adalah candi Singosari.
Dikenal juga dengan candi Kendedes, dibangun untuk menghormati Raja
Kertanegara, raja terakhir kerajaan Singasari yang meninggal tahun 1292.
Candi Singhasari atau Candi Singasari atau Candi Singosari adalah
candi Hindu – Buddha peninggalan bersejarah Kerajaan Singhasari yang
berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
Jawa Timur, Indonesia.
Cara pembuatan candi Singhasari ini dengan sistem menumpuk batu
andhesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan
mengukir dari atas baru turun ke bawah. (Bukan seperti membangun rumah
seperti saat ini).
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3
serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 M di halaman komplek candi,
candi ini merupakan tempat “pendharmaan” bagi raja Singasari terakhir,
Sang Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 akibat istana diserang
tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi
ini tidak pernah selesai dibangun.
Candi Singasari terletak di Desa Candirenggo,
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, (sekitar 10km dari Kota Malang, g
jauh kan??) terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan
Gunung Arjuna di ketinggian 512m dari permukaan laut.
Candi Singosari Didirikan tahun 1300 bersamaan dengan diselenggarakannya upacara shrada ditempat ini. Ciri khas candi singasari adalah dua arca raksasa Dwarapala, yang diyakini sebagai penjaga istana.
Komplek percandian menempati areal 200 m × 400 m dan terdiri dari
beberapa candi. Di sisi barat laut komplek terdapat sepasang arca
raksasa besar (tinggi hampir 4m, disebut dwarapala) dan posisi Gada
menghadap ke bawah, ini menunjukkan meskipun penjaganya raksasa tetapi
masih ada rasa kasih sayang terhadap semua mahkluk hidup dan ungkapan
selamat datang bagi semuanya. Dan posisi arca ini hanya ada di
Singhasari, tidak ada di tempat ataupun kerajaan lainnya. Dan di
dekatnya arca Dwarapala terdapat alun-alun. Hal ini menimbulkan dugaan
bahwa candi terletak di komplek pusat kerajaan.
Letak candi Singhasari yang dekat dengan kedua arca dwarapala menjadi
menarik ketika dikaitkan dengan ajaran Siwa yang mengatakan bahwa dewa
Siwa bersemayam di puncak Kailasa dalam wujud lingga, batas Timur
terdapat gerbang dengan Ganesha atau Ganapati sebagai penjaganya,
gerbang Barat dijaga oleh Kala dan Amungkala, gerbang Selatan dijaga
oleh Resi Agastya, gerbang Utara dijaga oleh Batari Gori. Karena letak
candi Singhasari yang sangat dekat dengan kedua arca tersebut yang
terdapat pada jalan menuju ke Gunung Arjuna, penggunaan candi ini
diperkirakan tidak terlepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para
pertapa yang bersemayam di puncak gunung ini pada waktu itu.
Bangunan candi utama dibuat dari batu andesit, menghadap ke barat,
berdiri pada alas bujursangkar berukuran 14 m × 14 m dan tinggi candi 15
m. Candi ini kaya akan ornamen ukiran, arca, dan relief. Di dalam ruang
utama terdapat lingga dan yoni. Terdapat pula bilik-bilik lain: di
utara (dulu berisi arca Durga yang sudah hilang), timur yang dulu berisi
arca Ganesha, serta sisi selatan yang berisi arca Siwa-Guru (Resi
Agastya). Di komplek candi ini juga berdiri arca Prajnaparamita, dewi
kebijaksanaan, yang sekarang ditempatkan di Museum Nasional Indonesia,
Jakarta. Arca-arca lain berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden,
Belanda, kecuali arca Agastya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar