Adalah
Siti Hartinah Soeharto—yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto—mempunyai
gagasan membangun kawasan wisata Taman Mini “Indonesia Indah”.
Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan
pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual.
Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada tanggal 28
Agustus 1968, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan
Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jl.
Cendana No. 8, Jakarta.
Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah
adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan
flora-fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di
Indonesia.
Gagasan itu dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan
kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa serta untuk
memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.
Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati,
dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara yang juga dihadiri oleh
Presiden, Ibu Tien Soeharto dengan didampingi Menteri Dalam Negeri Amir
Mahmud untuk pertama kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan
Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” di depan umum.
Berbagai saran, tanggapan, dan pemikiran dari berbagai kelompok
masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan proyek
tersebut.
Pada tanggal 11 Agustus 1971, dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto
menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi
kelayakan.
Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan.
Lokasi pembangunan proyek awalnya berada di daerah Cempaka Putih, di atas tanah seluas + 14 hektar.
Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyarankan lokasi di daerah
sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan luas tanah ± 100
hektar.
Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari.
Ibu Tien Soeharto menerima saran tersebut, karena dengan lahan yang
lebih luas memungkinkan proyek miniatur Indonesia menampilkan
rumah-rumah adat daerah dan bangunan-bangunan lain dalam ukuran yang
sebenarnya.
Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambung.
Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut
penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung
Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan
penyediaan kaveling tiap-tiap bangunan.
Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap daerah, dikerjakan
oleh berbagai biro arsitek, sedang Nusa Consultants hanya membantu
menjaga keserasian secara keseluruhan.
Berkat kegotong-royongan semua potensi nasional:
masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan
berbagai unsur masyarakat lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun
pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.
Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini “Indonesia Indah” diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto.
GAGASAN DAN SUMBER ILHAM
Tiada ketenaran tanpa awal gagasan dan karya yang mewujudkannya.
Ketenaran Taman Mini "Indonesia Indah" di seluruh Nusantara dan di
berbagai bagian dunia, tidak dapat dilepaskan dari pangkal tolaknya yang
berupa gagasan yang terdengarnya sederhana tetapi mengandung nilai yang
sangat tinggi.
Gagasan ini berupa keinginan atau cita-cita untuk membangkitkan rasa
bangga dan tebalnya rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, Indonesia.
Gagasan ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto.
Cita-cita ini diutarakan sebagai gagasan untuk mendirikan suatu tempat
rekreasi yang mampu menggambarlan kebesaran dan keindahan Indonesia
dalam bentuk miniatur.
Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no.8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.
Sebagai pemrakarsa, Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara) telah melihat jauh ke
depan akan pentingnya menciptakan suatu bangunan miniatur yang memuat
kelengkapan Indonesia dengan segala isinya, kekayaan alam, kebudayaan
dan kekayaan lainnya.
Bertekad cita-cita ini, dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek
Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan
Harapan Kita.
Prakarsa Ibu Negara ini bersumber pada kenyataan bahwa Indonesia dianugerahi kekayaan di berbagai segi dan sumber.
Pulaunya yang berjumlah belasan ribu. kelompok etnisnya yang memiliki
ciri-ciri khas masing-masing, dalam bahasa, adat istiadat, perilaku
tutur kata dan sebagainya, serta sumber daya alamnya yang sangat kaya
ini tidak terlepas dari pengamatan Ibu Negara untuk melahirkan gagasan
yang mulia dan sangat bermanfaat bila terwujud.
FILSAFAT DAN ASAS PENDIRIAN
Tentulah ada asas-asas filsafat yang dijadikan landasan pendirian proyek miniatur ini.
Kekokohan hasil proyek ini terbentuk berkat filsafat yang berpangkal
pada amanat-amanat Presiden Republik Indonesia yang pada intinya ialah
keseimbangan usaha pembangunan fisik dan ekonomi dengan pembangunan
mental spiritual.
Filsafat inilah yang menjadi batu pijakan pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah".
Filsafat ini dijadikan pilihan landasan karena Ibu Negara sadar dan
melihat bahwa pada awal pembangunan yang dilaksanakan pada akhir tahun
1960-an belum mendapatkan perhatian semestinya.
Karena kesadaran dan perhatian beliau inilah, beliau berprakarsa pelaksanaan pembangunan mental spiritual.
Secara lebih rinci ada lima aspek dan prospek yang dijadikan baik pijakan pembangunannya maupun pandangan dalam pengembangannya.
Kelimanya ini ialah spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, ekonomi, dan kesejahteraan.
Pegangan teguh pada aspek dan prospek ini dapat dirasakan dan dilihat pada pengembangan yang telah berlangsung selama ini.
Aspek dan prospek spiritual serta pendidikan dan kebudayaan tidak terlepas dari pandangan Presiden Soeharto.
Mengenai aspek dan prospek spiritual beliau menyatakan bahwa setiap
usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin dilakukan tanpa pembangunan
mental, spiritual, rohaniah dan sosial .
Mengenai pendidikan dan kebudayaan beliau mengungkapkan bahwa putra-putri harus menyiapkan diri sejak sekarang.
melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai
membaktikan diri kepada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya
sendiri.
bangga kepada kebudayaannyan sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik
dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri, berusaha
sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju,
mencintai kerja dan berusaha mencapai prestasi yang tinggi .
Mengenai aspek dan prospek teknologi, kata-kata Neil Armstrong,
angkasawan Amerika, manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, a
little step of a man, a giant step of mankind yang artinya langkah kecil
manusia tetapi berupa loncatan raksasa kemanusiaan, merupakan dambaan
dalam membangun dan mengembangkan Proyek Miniatur "Indonesia Indah" ini.
Hanya dengan teknologi yang ditulang-punggungi ilmu, manusia dapat
melangkah maju dalam mewujudkan keinginan peningkatan ke arah ekonomi
dan kesejahteraannya.
Selanjutnya mengenai aspek dan prospek ekonomi, kata-kata Presiden Soeharto menjadi pegangannya.
Dikatakan oleh beliau bahwa,
"Pembangunan ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial
menjadi kekuatan ekonomi riil melalui pananaman modal, penggunaan
teknologi, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen" .
Aspek dan prospek ini tidak terlepas dari aspek dan prospek berikutnya, yaitu kesejahteraan.
Oleh Presiden Soeharto, dikatakan bahwa
"Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju,
bertambah sejahtera dan adil" .
Kelima aspek dan prospek tersebut saling berkait.
Kaitan inidalam pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia
Indah terlihat nyata bila kita melihat taman miniatur ini secara
keseluruhannya.
Secara keseluruhan di sini melibatkan penglihatan kita terhadap wujud
fisik, yang berupa bangunan, yang mengandung aspek dan prospek
spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, dan sarana dalam
meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan, dan wujud program
pergelaran yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan
kebudayaan, teknologi serta ekonomi dan kesejahteraan.
Jelaslah bahwa baik dari pandangan fisik maupun langkah operasional.
Proyek Miniatur ini erat berpegang pada aspek dan prospek pembangunannya.
Dengan filsafat ini sebagai landasan, ada sasaran yang ingin dijangkau
oleh pendiri taman miniatur, yaitu meningkatkan pengetahuan dan
memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang
sebenarnya.
Ke dalam sendiri, jangkauan pelaksanaan proyek ini ialah terjadinya
proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri mengenai
tanah airnya, sehingga terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya.
Inilah sebetulnya misi didirikannya taman miniatur ini.
ARTI TMII
Arti Taman Mini “Indonesia Indah”
adalah satu proyek untuk mencitrakan Indonesia yang lengkap dengan
segala isinya dalam bentuk mini, berupa sebuah taman di atas sebidang
tanah yang menggambarkan Indonesia yang besar ke dalam penampilan yang
kecil
Bangunan pokok berupa danau buatan dengan pulau-pulau yang menggambarkan wilayah Indonesia.
Kepulauan buatan tersebut merupakan bagian terpenting dari proyek ini dan disebut Miniatur Arsipel Indonesia.
Pulau-pulau dibangun secara geografis di atas laut buatan sesuai dengan
skala asli, dalam arti tinggi rendah daratan, hutan, keadaan
gunung-gunung, dan tumbuh-tumbuhannya terlihat seperti perwujudan
sesungguhnya.
Danau kepulauan ini, berikut bangunan-bangunan khas daerah di
sekitarnya, secara keseluruhan dinamakan Taman Mini “Indonesia Indah”.
VISI , MISI, DAN TUJUAN TMII
Visi proyek adalah menjadikan Taman Mini “Indonesia Indah” sebagai kawasan wisata budaya yang terkemuka.
Dengan visi tersebut, TMII menetapkan misinya sebagai wahana pelestarian, pengenalan, dan pengembangan budaya bangsa.
Oleh karena itu, sasaran pembangunannya tidak menitikberatkan pada
keuntungan finansial melainkan pengembangkan kebudayaan nasional.
Maksud dan tujuan pembangunan Taman Mini “Indonesia Indah”:
* Membangun dan mempertebal rasa cinta bangsa dan tanah air.
* Memupuk serta membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
* Menghargai serta menjunjung tinggi kebudayaan nasional Indonesia
dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang
diwariskan oleh nenek moyang.
* Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan alam, dan warisan bangsa kepada
sesama anak bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia.
* Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan
kegiatan pariwisata, sarana promosi bagi tiap-tiap daerah di seluruh
tanah air, dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah,
menampung dan mengatur pemasarannya.
* Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada
masyarakat Indonesia.
URAIAN TENTANG LOGO DAN MASKOT TMII
Dalam rangka meningkatkan citra positif dan menambah daya tarik
masyarakat, pada 26 September 2007 diluncurkan logo baru “tmii” sebagai
brand name.
Logo menggunakan empat warna dasar, yakni merah, biru, kuning, dan hijau, dengan pencitraan grafis huruf dan warna.
Merah melambangkan semangat,
biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan,
kuning lambang kekayaan dan keragaman budaya,
dan hijau mengacu pada kekayaan alam.
Motif logo menggunakan huruf lengkung untuk menggambarkan kedinamisan, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia.
Pewarnaan dari merah ”t” menuju ke kuning “i” mengandung filosofi pergerakan terbit sampai terbenamnya matahari,
warna biru adalah waktu saat beraktivitas dari kedinamisan, dan
warna hijau adalah pencapaian dari sebuah kemakmuran.
Grafis bulatan yang berputar tiada henti di atas kedua huruf “i”
melambangkan kesatuan makna dari kata “Indonesia” dan kata “Indah”,
serta melambangkan TMII sebagai tujuan terbaik untuk melihat lebih dekat keindahan dan kekayaan budaya dan alam Indonesia.
Maskot berupa tokoh epos Ramayana, yakni Anjani Putra—disingkat NITRA—nama lain Sang Hanoman.
Tokoh NITRA menjadi icon TMII dan berperan sebagai sarana pengenal yang
mempunyai makna informatif agar mudah diingat dan lekat di hati.
Penggunaan maskot NITRA diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto bertepatan dengan ulang tahun ke-16 TMII pada 20 April 1991.
Pemilihan tokoh NITRA didasarkan atas pertimbangan:
* NITRA berwujud kera putih yang perkasa, mempunyai kepribadian
menonjol, seperti berjuang membela dan menegakkan kebenaran tanpa
pamrih, mahir berdiplomasi sehingga dipercaya sebagai duta.
* NITRA memiliki berbagai kesaktian, sehingga mampu membasmi angkara murka dan membela kebenaran.
* NITRA merupakan kesayangan dewa yang dikaruniai usia sangat panjang sebagai pembina generasi selanjutnya.
* NITRA mempunyai watak yang dapat diteladani dan dapat menjadi sumber
inspirasi yang menyatu dengan misi TMII sebagai wahana pelestarian,
pengenalan dan pengembangan budaya, duta seni, serta mewariskan segala
sesuatunya untuk generasi yang akan datang.
* NITRA mencerminkan budi luhur, diharapkan menjadi suri tauladan bagi
generasi muda dan menjadi pilihan idola yang bersumber dari nilai
budayanya sendiri.
* Visualisasi NITRA mengarah pada bentuk fisik yang disesuaikan agar
menarik dan disenangi anak-anak, remaja, dan dewasa: ramah dan lucu
tetapi mempesona.
* Sebagai maskot, NITRA dapat berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi,
antara lain berwujud boneka, logo, ataupun produk cetak dan cenderamata
sesuai kebutuhan.
BAGIAN BAGIAN TMII
ANJUNGAN DAERAH
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak
bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki
lebih dari satu jenis bangunan tradisional.
Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu
dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki.
Di
TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang
mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia.
BANGUNAN KEAGAMAAN
Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang
diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan
keselarasan hubungan antar agama di Indonesia.
Bangunan-bangunan keagamaan antara lain:
* Masjid Pangeran Diponegoro
* Gereja Katolik Santa Catharina
* Gereja Protestan Haleluya
* Pura Penataran Agung Kertabhumi
* Wihara Arya Dwipa Arama
* Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa
* Kuil Konghucu (tengah dibangun)
SARANA REKREASI
* Istana Anak-anak Indonesia
* Kereta gantung
* Perahu Angsa Arsipel Indonesia
* Taman Among Putro
* Taman Ria Atmaja
* Desa Wisata
* Kolam renang Snow Bay
TAMAN
Di TMII terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia: