Sabtu, 09 Februari 2013

Sejarah Taman Tugu Kota Malang

Jika Anda berkunjung ke Kota Malang, pasti akan mendengar istilah “walikan” khas Malang seperti ngalam, genaro, ongis nade, uklam-uklam, dan sebagainya. Namun selain Anda mendengar bahasa khas tersebut Anda juga tidak boleh melewatkan berkunjung ke tempat-tempat khas dan bersejarah di Kota Malang. Mulai dari tempat wisata yang eksotis dengan panorama pegunungan dan pesona pantainya (gak kalah dari Bali), tempat kerajinan tangan (hampir setara dengan Jogja), situs purbakala (pecahannya dari kerajaan Majapahit dan kerajaan Singosari), agrowisata (apel, stroberi, buah naga, dsb), dan tentunya adalah taman – taman yang menghiasi kota indah ini.
Salah satu yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Taman Tugu Balaikota Malang, yang dikenal juga dengan istilah Alun-alun Bunder, Taman Tugu Bunder, Alun-alun tugu, dll.

Taman di kota Malang ?
Bagus tidak ya ?
Eitss, tentunya taman Kota Malang juga punya standar menurut Standar Taman Kota dong. Meliputi yang ini nih . .
Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu fungsi hidrorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Namun yang pasti taman harus berfungsi sebagai:
  • Fungsi kesehatan. Peran pepohonan yang ada di taman tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
  • Fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk berkembang. Pentingnya tanaman dan hutan sebagai  paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menyerap polutan di udara.
  • Tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana  berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek.
  • Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar.
Sekarang saya akan mengajak Anda untuk berkunjung ke salah satu taman yang berada di kota Malang (walaupun cuma lewat dunia maya).
Taman Tugu Bunder, kenapa bisa disebut dengan nama itu ?
Ya disini saya yang memberi nama itu, karena dilihat secara objektif taman ini berbentuk bunder mengelilingi sebuah monumen tugu. Ketika saya masuk ke dalam taman ini, sebagian besar perhatian di dalam benak saya langsung tertuju pada sebuah monumen tugu dan barulah saya menikmati kedamaian dari sebuah tatanan taman di sekelilingnya.
Sebelum kita mengenal lebih dalam tentang Taman Tugu Bunder, ada baiknya saya lampirkan sejarah berdirinya taman ini.

1. SEJARAH
Pada zaman kompeni Belanda, taman ini pertama kali dibuat oleh Gubernur Pemerintah Hindia Belanda (naman jadulnya Indonesia pas masih dijajah Belanda) yang waktu itu dipimpin oleh Jenderal Pieter Zoen Coen. Modelnya yang masih sederhana dengan konsep terbuka (belum ada tugunya) tanpa dibatasi pagar yang menghalang. Dulu taman ini dibangun untuk sekedar pelengkap halaman gedung Kegubernuran Hindia Belanda.


Taman J.P. Zoen Coen
Setahun setelah Kemerdekaan Indonesia (hasil KMB di Den Haag) tepatnya 17 Agustus 1946, masyarakat Malang mendesak untuk merubah struktur pemerintahan daerahnya dengan menjadikan orang Indonesia sebagai pimpinannya. Sekaligus diletakkan batu pertama pertanda dibangunnya Monumen Tugu yang ditandatangani oleh Mr. Soekarno dan A.G. Suroto lalu diresmikanlah. Tapi pada tahun 1948, terjadi agresi militer Belanda I yang menghancurkan monumen tugu ini (bentuk kekesalan Belanda atas kegigihan “arek-arek” Malang). Dan pada tahun 1953, pemerintah Malang kembali membangun Monumen Tugu dan diresmikan (lagi) oleh Presiden RI yaitu Ir. Soekarno.


peresmian taman Tugu Bunder oleh Ir. Soekarno

Sebagai informasi Hari Jadi Kota Malang tuh berawal pada tanggal 1 April 1914.

2. DESKRIPSI TAMAN TUGU BUNDER (SAAT INI)
Nah, sekarang saya ingin mengajak Anda untuk mencoba ngerasain “feel of Tugu Bunder Park” lewat beberapa tampilan gambar. Satu taman terindah di Malang dengan sebuah monumen tugu berdiri tegak meruncing, beralaskan kolam air dengan teratai yang mekar, berselimutkan tatanan vegetasi tanaman hias, dan berlingkar pohon trembesi berumur sangat tua.

Tugu Kemerdekaan Kota Malang saat ini


Tugu Kemerdekaan dikelilingi air muncrat
Monumen Tugu


Taman Tugu Bunder


Taman Tugu Bunder dengan background Balaikota Malang



Monumen tugu yang terpancang kokoh di tengah lalu dikelilingi oleh kolam air berisi ekosistemnya seperti ikan koki, teratai yang mekar, dan adapun ikan – ikan kecil di dalamnya. Kolam air ini juga dilengkapi oleh beberapa titik air mancur yang selalu memancarkan air pada pagi dan malam hari. Gunanya air mancur ini adalah membantu siklus energi dari udara ke dalam kolam air.


Teratai memenuhi kolam sekeliling tugu


Air Mancur di sekiling tugu

Adapun beberapa aktivitas manusia saat berada di dalam taman Tugu Bunder pada pagi hari. Terlihat mereka yang sedang menikmati kenyamanan taman ini seperti ketika berjalan mengelilingi bundaran kolam air, memandangi tanaman hias, ada yang menuntun sepeda ke dalam taman, bahkan turis asing pun tak mau ketinggalan untuk menikmatinya.
Inilah potret aktifitas mereka di dalam taman tugu bunder




Fauna yang tumbuh di taman tugu

Jenis bunga yang tumbuh di taman tugu


Jenis bunga yang tumbuh di taman tugu

dan inilah contoh kehidupan di lingkungan sekitar Taman Tugu Bunder







Begitu juga dengan aktivitas pada malam hari, tampak lampu hias yang merangkai monumen tugu dan lampu taman yang menyala seakan layaknya bulan untuk tanaman hias dibawahnya. Terlihat juga pasangan muda mudi yang sedang merasakan romantisme dari sajian Taman Tugu Bunder. Seakan kembali menghidupkan suatu momen untuk mereka kenang nanti di kemudian hari dan menjadi saksi bisu dari cerita hidup mereka.


suasana romantisme di malam Taman Tugu Bunder


3. ANALISIS TAMAN TUGU BUNDER
Terkait dengan unsur budaya rakyat Indonesia khususnya Malang, saya akan sedikit menjabarkan makna dari sebuah hasil karya manusia ini.
Dari sebuah monumen tugu yang berada di tengah melambangkan pusat untuk kelima penjuru arah, dimana arah yang lebih diutamakan adalah yang menuju Gedung Balaikota. Sedangkan keempat arah lainnya mewakili jalan raya yang berada di luar lingkaran taman ini.

Taman Tugu tampak dari atas

Bentuk Monumen Tugu memiliki arti tersendiri, yakni pada puncak Monumen Tugu yang berbentuk bambu tajam berarti bahwa senjata inilah yang pertama kali digunakan bangsa Indonesia untuk melawan tentara Belanda untuk merebut kemerdekaan.

Puncak tugu

Rantai yang mengambarkan kesatuan rakyat Indonesia yang sangat menyatu dan tidak dapat dipisahkan.
Tangga yang berbentuk 4 dan 5 sudut, Bintang yang mempunyai 8 tingkat dan 17 pondasi, jadi melambangkan tanggal bersejarah Indonesia yaitu 17 Agustus 1945.
Bunga Teratai disekitar monumen yang berwarna putih dan merah melambangkan keberanian dan kesucian sesuai bendera Indonesia tercinta.

Bunga teratai di kolam tugu

Dan demikianlah sebuah makna tentang taman kota yang saya ambil dari salah satu taman di kota Malang. Dimana seni arsitektur lanskap adalah suatu ilmu yang melihat bahwa manusia, alam, dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sumber kekayaan budaya bangsa dari fisik dan non fisik merupakan elemen terpenting didalam suatu perancangan hasil karya lansekap Para leluhur bangsa merupakan cikal bakal ahli lansekap yang telah menerapkan unsur tradisional dan budaya didalam karyanya dengan penuh rasa kecintaan dan kesetiaan terhadap alam dan budaya bangsa.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan budayanya . .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar